
Pada tahun 2025, Indonesia diperkirakan akan menghadapi beban anggaran yang lebih berat, dengan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang semakin membengkak.
Dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI pada Rabu (2/7/2025), Sri Mulyani menjelaskan bahwa meskipun defisit lebih lebar dari proyeksi awal, angka tersebut masih dalam batas yang dapat dikelola oleh pemerintah.
Kenaikan Belanja Pemerintah dan Keterbatasan Pendapatan Negara
Sementara itu, pendapatan negara pada 2025 diperkirakan hanya mencapai Rp 2.865 triliun, jauh di bawah target yang sudah ditetapkan sebesar Rp 3.005 triliun. Pendapatan yang lebih rendah ini tentu saja menjadi tantangan besar bagi pemerintah dalam mengatur belanja negara yang diproyeksikan akan mencapai Rp 3.527 triliun. Dengan kata lain, beban defisit yang besar ini harus ditutup dengan utang pemerintah dan penggunaan sisa anggaran lebih (SAL) sebesar Rp 85,6 triliun dari APBN 2024.
Penambahan Anggaran untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Meskipun defisit semakin besar, ada beberapa pos belanja yang tidak bisa dipangkas, bahkan anggarannya mengalami kenaikan signifikan. Salah satunya adalah Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang menjadi fokus penting dalam APBN 2025. Sri Mulyani mengungkapkan bahwa anggaran untuk program MBG pada awalnya direncanakan sebesar Rp 71 triliun, namun anggaran tersebut mengalami revisi dan naik menjadi Rp 116 triliun.
Baca Juga : Klasemen F1 2019 Usai Bottas Menangi GP Australia
Kenaikan anggaran ini terjadi karena adanya penambahan jumlah penerima manfaat dan perluasan jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang dibangun. Hingga tahun 2026, pemerintahan Presiden Prabowo menargetkan terdapat 30.000 unit SPBG yang beroperasi di seluruh Indonesia.
Per 30 Juni 2025, jumlah SPBG yang sudah dibangun mencapai 1.863 unit. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memastikan mereka mendapatkan akses terhadap makanan bergizi secara gratis. Pemerintah berharap program ini dapat memperbaiki kondisi gizi masyarakat, khususnya di daerah-daerah yang kurang mampu.
Realisasi Program MBG: Baru 7 Persen Tercapai
Namun, meskipun anggaran untuk MBG meningkat signifikan, realisasi anggaran pada paruh pertama tahun 2025 masih tergolong rendah.
Selama paruh pertama 2025, program MBG telah disalurkan kepada 5,58 juta penerima manfaat. Meski demikian, pemerintah optimis angka ini akan terus meningkat, seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya jumlah SPPG yang dibangun.
Menyikapi Tantangan APBN 2025
Tantangan berat yang dihadapi pemerintah dalam APBN 2025 mencerminkan dinamika perekonomian global dan nasional yang penuh ketidakpastian. Di sisi lain, program-program sosial seperti MBG memerlukan anggaran yang terus berkembang, namun memiliki dampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat.
Tentunya, langkah-langkah strategis yang diambil oleh pemerintah dalam mengelola anggaran ini akan sangat menentukan stabilitas ekonomi Indonesia di masa depan.
